MASA DEPAN PERTANIAN
Dalam Pandangan Generasi Muda

Dewasa ini, manusia umumnya telah terjerumus dalam ke arah globalisasi yang menyangkut tekhnologi. Tekhnologi tidak hanya membuat segalanya menjadi serba cepat dan praktis, namun juga menciptakan nilai prestise yang sedemikian hebatnya hingga seluruh tingkatan manusia terlena dengan tekhnologi itu. Umumnya pemuda lah yang sedemikian terjerumus kedalam keterlenaan tekhnologi itu.

Di zaman yang serba praktis sekarang ini, tentunya manusia mulai berpikir untuk mencapai masa depan yang cerah dengan cara yang menurut mereka paling mudah, khususnya bagi generasi muda saat ini. Sekarang ini generasi muda sangat terpaku untuk mencari pekerjaan yang bagi mereka sangat menjajikan, sehingga untuk meneruskan sekolah pun, mereka akan selalu memprioritaskan agar masuk ke perguruan tinggi khususnya di fakultas yang benar-benar menjamin masa depan mereka.
Di zaman globalisasi ini, animo calon mahasiswa, minat calon mahasiswa untuk masuk PERTANIAN sangatlah rendah, karena mereka menganggap, segala yang berhubungan dengan pertanian adalah rakyat kecil, lumpur, kotor, kerja sepanjang hari, masa depan kurang menjanjikan karena gaji yang rendah. Padahal jika di tilik dengan matang, KESUKSESAN bukanlah menyangkut pada aspek-aspek kehidupan itu sendiri namun pada diri individu masing-masing. Cara pandang mahasiswa yang sedemikian lemahnya karena pengaruh tekhnologi di era globalisasi ini perlu kita rubah kembali!.
Saya tidak mengatakan seluruh generasi muda memiliki cara pandang yang lemah. Namun jika kita melihat realitas yang ada, generasi muda pertanian semakin lama semakin menurun.
Hal ini tidak hanya karena cara pandang generasi muda yang lemah terhadap pertanian tetapi juga karena faktor luar, seperti koran, televisi dll. Mayoritas yang menjadi berita pertanian di dalam koran ataupun televisi hanyalah tentang kenegatifan dalam pertanian, seperti kegagalan panen, kekeringan, serangan hama dan lain sebagainya.
Kondisi masa depan pertanian yang sedemikian suramnya, semakin diperparah karena generasi muda pertanian banyak yang memilih kerja di kota, urbanisasi. Itulah karena iming-iming globalisasi yang menyebabkan generasi muda memilih pekerjaan yang menurut mereka lebih baik daripada menjadi petani.
Padahal walaupun era globalisasi ini menyebabkan cara pandan pemuda kedalam pertanian menjadi sedemikian kurangnya, namun sebenarnya era globalisasi ini adalah saat yang paling penting untuk menyandingkan pertanian dengan tekhnologi yang serba canggih ini.
Bidang pertanian yang biasanya luas, seperti sawah, perkebunan dan lain-lainpun. Kini bisa dilakukan dengan lahan yang sempit, seperti dengan rekayasa genetika, kultur jaringan,
hidroponik dan lain sebagainya. Tentunya hal itu bisa menggugah para generasi muda untuk memberi nilai lebih kepada pertanian di zaman era globalisasi ini.
Untuk menghidupkan pertanian di Negara kita yang agraris ini tentunya diperlukan
sarjana-sarjana pertanian yang lebih banyak, supaya kita bisa membangkitkan lagi kekuatan pertanian negara kita ini.
Marilah kita para generasi muda, memberi pandangan lebih kepada pertanian, dan mau untuk mengembangkan pertanian, karena tanpa pertanian mau makan apa kita???

BRAVO PERTANIAN NUSANTARA!!!!!!!

0 komentar:

Posting Komentar